Faktor Pribadi (Kepribadian, Pembelajaran, Dan Sikap) Dalam Keputusan Pembelian Konsumen
Faktor
Pribadi (Kepribadian, Pembelajaran, Dan Sikap) Dalam Keputusan Pembelian
Konsumen
Pengertian kepribadian
Kepribadian sering disebut
juga “personality”. Istilah “personality” berasal dari kata latin “persona” yang
berarti topeng atau kedok, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh
pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak,
atau pribadi seseorang. Sedangkan personality menurut Kartini Kartono
adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang
lain; integrasi karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah laku, minat, pendirian,
kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang
sebagaimana diketahui oleh orang lain. Menurut Koentjaraningrat kepribadian
adalah beberapa ciri watak yang diperlihatkan seseorang secara lahir,
konsisten, dan konsekuen. Menurut Theodore R Newcombe kepribadian adalah
organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap
perilaku.
Dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah gambaran perilaku seseorang yang
merupakan kodrat sejak lahir atau terbentuk karena lingkungan hidupnya dan
dapat berbeda antara satu dengan yang lain.
Teori Kepribadian
1.
Teori Humanistik
Teori
ini dikemukakan oleh Abraham Maslow yang berpendapat bahwa manusia memiliki
kebebasan untuk menentukan tindakan atau memilih sendiri nasib yang akan
dijalaninya.Teori ini sebenarnya berdasarkan pada filsafat eksistensialisme
yang menolak pendapat bahwa manusia merupakan hasil bentukan sejak lahir atau
disebut juga dengan hasil bentukan alam semesta. Para ahli berasumsi bahwa
individu memiliki kebebasan dalam memilih tindakan atau menentukan sendiri
nasibnya sebagai perwujudan dari keberadaannya.
2.
Teori Behavioristik
Teori
behavioristik yang dikemukakan oleh beberapa orang ilmuan, berpendapat bahwa
ini adalah tindak laku manusia yang berdasarkan fungsi stimulus. Para ahli yang
mengemukakan teori yang satu ini telah melakukan berbagai penelitian dan
menemukan bahwa segala tingkah laku manusia didapatkan dari proses belajar yang
berasal dari lingkungannya. Bukan yang didapat secara instan atau yang dibawa
secara lahir.
3.
Teori Psikodinamika
Teori psikodinamika yang dikemukakan oleh
Sigmun Freud. Teorinya memiliki pendapat bahwa dalam diri setiap individu
terdapat energi psikis yang dinamis. Energi inilah yang kemudian menentukan
kepribadian manusia karena bersikap kekal atau tak bisa dihilangkan bahkan
dihambat sekalipun.
4.
Teori Belajar Sosial
Teori
yang satu ini juga dikemukakan oleh beberapa ilmuan sekaligus yakni Dollard,
Miller, Rotter dan Bandura. Teori memiliki pendapat bahwa kepribadian manusia
adalah hasil dari interaksi dengan lingkungan secara terus menerus. Di mana,
setiap individu dan lingkungan saling memberikan pengaruh. Individu dapat membentuk perilakunya
secara langsung dan tidak langsung. Untuk pembentukan pribadi secara langsung,
ini dilakukan dengan mendapatkan
penghargaan
dan hukuman dari lingkungan. Sedangkan yang tidak langsung adalah dengan
melakukan pengamatan terhadap lingkungan.
Pengukuran Kepribadian
1. Observasi direct
Observasi
direk mempunyai sasaran yang khusus . Observasi direk memilih situasi tertentu,
yaitu saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari ciri-ciri yang hendak
diteliti. Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol, dapat diulang
atau dapat dibuat replikasinya.
2. Wawancara
Menilai
kepribadian dengan wawancara (interview) berarti mengadakan tatap muka dan
berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai.
3. Tes proyektif
Cara
lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan menggunakan tes
proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan dirinya melalui gambar atau
hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif pada dasarnya memberi peluang
kepada tester
(orang yang dites) untuk memberikan makna atau arti atas hal yang disajikan;
tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah.
4.
Inventori
Kepribadian
Inventori
kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk melaporkan reaksi
atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini mirip wawancara
terstruktur dan ia menanyakan pertanyaan yang sama untuk setiap orang, dan
jawaban biasanya diberikan dalam bentuk yang mudah dinilai, seringkali dengan
bantuan komputer.
Pengertian
Pembelajaran
Lefton
(1982) menyatakan bahwa pembelajaran sebagai perubahan perilaku yang relative
bersifat tetap, yang terjadi akibat dari adanya pengalaman. Pembelajaran
konsumen adalah proses dimana para individu memperoleh pengalaman dan
pengetahuan dalam pembelian dan konsumsi yang mereka lakukan pada perilaku yang
berhubungan dengan pembelian di waktu yang akan datang. Kebanyakan pembelajaran
konsumen didapatkan secara kebetulan, namun ada juga yang didapatkan secara
disengaja.
Teori Belajar
1. Teori Belajar Menurut Thorndike (Teori
Koneksionisme)
Menurut Thorndike, belajar merupakan
peristiwa terbentuknya asosiasi asosiasiantara
peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus dengan respon. Stimulus adalah suatu
perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan
organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon diri adalah segala
tingkah laku yang terjadi diakibatkan karena adanya perangsang. Bentuk paling dasar
dari belajar adalah “trial and error
learning atau selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut
hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh
Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori
asosiasi.
2. Teori Belajar Menurut Skinner
Skinner mengatakan bahwa unsur
terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya
adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin
kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu
penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa
hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain
menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau
menunjukkan perilaku tidak senang.
3.
Teori
Belajar Menurut Robert M. Gagne
Gagne
membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu
a. Fase Receiving the stimulus
situation (apprehending)
b. Fase Stage of Acquition
c. Fase Storage/Retensi
d. Fase Retrieval/Recall
4.
Teori
Belajar Menurut Bruner
Bruner menyatakan belajar merupakan
suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di
luar informasi yang diberikan kepada dirinya. Agar pembelajaran dapat
mengembangkan keterampilan intelektual anak dalam mempelajari sesuatu
pengetahuan (misalnya suatu konsep matematika), maka materi pelajaran perlu
disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif/pengetahuan anak
agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif)
orang tersebut.
5.
Teori
Belajar Menurut Piaget
Piaget memandang terdapat dua proses yang mendasari
perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk
membuat dunia kita diterima oleh pikiran, kita melakukan pengorganisasian
pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan
diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi.
Piaget mengatakan bahwa kita melampui
perkembangan melalui empat tahap, yaitu:
1.
Tahap
sensorimotor (Sensorimotor stage)
Tahap yang
terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental
ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan
dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui
gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
2.
Tahap
praoperasional (preoperational stage)
Tahap yang terjadi dari usia 2 hingga
7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan
dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme,
animisme, dan intuitif.
3.
Tahap
operasional konkrit (concrete operational stage)
Tahap yang berlangsung dari usia 7
hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anak dapat
melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran
dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
4.
Tahap
operasional formal (formal operational stage)
Tahap yang terlihat pada usia 11
hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada tahap
ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir
secara abstrak dan lebih logis.
A. Kesetiaan
Pelanggan
Loyalitas menurut
Griffin (2010;04) adalah seorang konsumen yang dikatakan setia atau loyal
apabila konsumen menunjukkan sikap atau perilaku pembelian secara teratur dalam
kurun waktu tertentu. Kesetiaan pelanggan adalah suatu kondisi dimana konsumen
mempunyai sikap positif dan komitmen terhadap suatu produk atau jasa yang
diinginkan dan bertahan lama secara berulang di masa depan. Kesetiaan konsumen
terbagi dalam dua kelompok :
1.
Kesetiaan merek (brand loyality)
Konsumen sangat
loyal terhadap merek pilihannya. Loyalitas merek adalah sikap menyenangi
terhadap suatu merek yang di representasikan dalam pembelian konsisten terhadap
merek itu sepanjang waktu.
2.
Kesetiaan toko (store loyalty)
Loyal terhadap
toko disebabkan oleh pelayanan yang diberikan oleh pengelola dan karyawan toko.
Hal ini ditunjukan oleh perilaku konsisten tetapi dalam store loyalty perilaku
konsistenya adalah dalam mengunjungi toko di mana di situ konsumen bisa membeli
merek produk yang diinginkan.
Menurut
Sunu (1999:128) faktor-faktor yang mendorong/mempengaruhi loyalitas konsumen
terhadap suatu produk atau jasa adalah sebagai berikut:
1.
Mutu
Produk, Produk
yang memenuhi spesifikasi/standar/persyaratan konsumen.
2.
Harga
yang bersaing, Dengan
efisiensi (baik diproduksi maupun maupun di manajemen) dapat menetapkan harga
yang wajar dan kompetitif.
3.
Pelayanan
dan informasai yang maksimal, Memberikan
pelayanan dan informasi yang di butuhkan konsumen secara penuh.
4.
Citra
perusahaan, Gambaran
informasi tentang citra perusahaan dijaga dengan baik.
5.
Produk
baru dan semakin baru (research dan development), Penyajian produk yang mengikuti perkembangan
dengan didukung oleh personel andal dan sarana research dan development yang
memadai.
Pengertian Sikap
Sikap
(attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan
konsumen. Sikap adalah konsep penting dalam literatur psikologi lebih dari satu
abad, lebih dari 100 definisi dan 500 pengukuran sikap telah dikemukakan oleh
para ahli (Peter dan Olson,2010). Definisi tersebut menggambarkan pandangan
kognitif dari psikolog sosial, dimana sikap dianggap memiliki tiga unsur, pertama
kognitif (pengetahuan), kedua afektif (emosi,perasaan), ketiga konatif
(tindakan). Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa
menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari
objek tersebut.
Teori Sikap
a. Teori sikap beralasan (theory of
reasoned action)
Teori ini merupakan pengembangan dari teori
sikap sebelumnya yang menekankan kepada sikap terhadap suatu objek. Model sikap
Theory of Reasoned Action ini mengintegrasikan komponen sikap secara
komprehensif ke dalam sebuah struktur yang dirancang untuk dapat menjelaskan
dan memprediksi perilaku dengan lebih baik. Model ini mengintegrasikan komponen
kognitif, afektif, dan koantif seperti model sikap trikomponen yang juga
mengintegrasikan kompenen kognitif, afektif, dan koantif.
b.
Teori sikap mencoba (theory of trying)
Teori sikap mencoba (theory of trying) menyatakan bahwa dalam model
sikap, kriteria perilaku sikap beralasan harus diganti dengan usaha pencapaian
tujuan. Solomon (2007) menyatakan bahwa teori sikap mencoba mencakup beberapa
komponen baru yang menjelaskan situasi yang kompleks dimana banyak faktor, baik
berupa bantuan untuk mencapai maupun menghalangi niat untuk melakukan tindakan
pencapaian tujuan.
c.
teori perilaku terencana (theory of planned behaviour)
TPB adalah model sikap
yang memperkirakan minat atau niat konsumen untuk melakukan suatu perilaku atau
tindakan. Model TPB menjelaskan bahwa faktor utama yang mempengaruhi perilaku
seseorang adalah niatnya atau kecenderungan untuk melakukan tindakan tersebut.
TPB seperti dikemukakan Ajzen (1991) menyatakan bahwa perilaku manusia terlebih
dahulu dipengaruhi oleh minat (behaviour
intentions).
Fungsi Sikap
a. Fungsi Utilitarian
(The Utilitarian Function)
Seseorang
menyatakan sikapnya terhadap suatu objek atau produk karena ingin memperoleh
manfaat dari produk (rewards) tersebut atau menghindari risiko dari produk
(punishment). Sikap berfungsi mengarahkan perilaku untuk mendapatkan penguatan
positif (positive reinforcement) atau menghindari risiko (punishment).
b.
Fungsi Mempertahankan Ego (The Ego-Defensive Function)
Sikap
berfungsi untuk melindungi seseorang (citra diri self images) dari keraguan
yang muncul dari dalam dirinya sendiri atau dari faktor luar yang mungkin
menjadi ancaman bagi dirinya. Sikap tersebut berfungsi untuk meningkatkan rasa
aman dari ancaman yang datang dan menghilangkan keraguan yang ada dalam diri
konsumen. Sikap akan menimbulkan kepercayaan diri yang lebih baik untuk
meningkatkan citra diri dan mengatasi ancaman dari luar.
c.
Fungsi Ekspresi Nilai (The Value-Expressive Function)
Sikap
berfungsi untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup, dan identitas sosial dari
seseorang. Sikap akan menggambarkan minat, hobi, kegiatan, dan opini dari
seorang konsumen.
d.
Fungsi Pengetahuan (The Knowledge Function)
Keingintahuan
adalah salah satu karakter konsumen yang penting. Ia selalu ingin tahu banyak
hal, merupakan kebutuhan konsumen. Seringkali konsumen perlu tahu produk
terlebih dahulu sebelum ia menyukai kemudian membeli produk tersebut.
pengetahuan yang baik mengenai suatu produk seringkali mendorong seseorang
untuk menyukai produk tersebut. karena
itu sikap positif terhadap suatu produk seringkali mencerminkan pengetahuan
konsumen terhadap suatu produk.
Faktor
pembentuk sikap :
1.
Pengaruh
keluarga
2.
Pengalaman
langsung
3.
Kelompok
teman sebaya
4.
Pemasaran
langsung
5.
Kepribadian
6.
Tayangan
media sosial
Cara
mengubah sikap
1. Mempengaruhi
persepsi konsumen yang berkaitan dengan fungsi sikap yaitu fungsi manfaat,
fungsi citra diri, fungsi nilai-nilai, fungsi pengetahuan.
2. Menghubungkan
produk dengan kelompok atau acara yang dikagumi konsumen.
3. Memecahkan
masalah dua sikap yang bertentangan. Konsumen dapat diyakinkan dari sikap
negatif menjadi sikap positif terhadap produk.
4. Mengubah
komponen multi atribut. Perusahaan menambah atribut pada sebuah produk dengan
menambah manfaat lain dari sebuah produk sehingga bisa menarik minat konsumen.
5.
Mengubah keyakinan konsumen terhadap merk
pesaing. Pemasar harus membandingkan produknya dengan produk lain sehingga
dapat merubah kepercayaan konsumen terhadap merek pesaing.
Contoh studi kasus
Analisis Faktor-Faktor Pribadi Yang
Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Di Lumajang
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada pengaruh faktor-faktor pribadi yang terdiri dari umur dan
tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan
konsep diri terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha di Lumajang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
untuk variabel umur dan tahap siklus hidup mempunyai pengaruh negative atau
berlawanan terhadap keputusan pembelian sepeda motor yamaha, variabel pekerjaan tidak mempunyai pengaruh
terhadap keputusan pembelian sepeda motor yamaha, variabel situasi ekonomi
mempunyai pengaruh positif atau searah terhadap keputusan pembelian sepeda
motor yamaha, variabel gaya hidup tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pembelian sepeda motor yamaha, dan variabel kepribadian dan konsep diri
mempunyai pengaruh negatif atau berlawanan terhadap keputusan pembelian sepeda
motor yamaha. Sedangkan secara simultan terdapat pengaruh umur dan tahap siklus
hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri
secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda
motor yamaha dengan koefisien determinasi (adjusted R2) diperoleh sebesar
0,487, yang menunjukkan bahwa 48,7% keputusan pembelian sepeda motor yamaha
dapat dijelaskan oleh umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi,
gaya hidup, kepribadian dan konsep diri, sedangkan sisanya 51,3% keputusan
pembelian sepeda motor yamaha dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pengaruh Sikap, Faktor Pribadi, Dan
Faktor Sosial Terhadap Keputusan Pembelian (Survey Pada Konsumen Kartu Perdana
Simpati Di Grapari Malang)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh sikap, Faktor Pribadi, dan Faktor Sosial secara bersama- sama terhadap
keputusan pembelian. Penelitian ini menggunakan explanatory research dengan
metode survey melalui pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah
konsumen yang sedang melakukan pembelian kartu perdana simPATI di graPARI
Malang. Menggunakan teknik purposive sampling, rumus Machin dan Champbell
diaplikasikan untuk menghitung penarikan jumlah sampel, dengan hasil sebesar
106 orang responden. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis
data secara deskriptif dan uji Asumsi Klasik. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari
variabel sikap, Faktor Pribadi dan Faktor Sosial terhadap Keputusan Pembelian ;
Sikap, Faktor Pribadi, dan Faktor Sosial mempunyai pengaruh signifikan secara
parsial terhadap Keputusan Pembelian.
Daftar Pustaka
Ainun
Jariah. 2012. Analisis Faktor-Faktor Pribadi Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Yamaha Di Lumajang. Lumajang. STIE Widya Gama Lumajan
Kartono,
Dr. Kartini, Teori Kepribadian, Bandung: Mandar Maju, 2005
Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen.
Bogor : Ghalia Indonesia.
Komentar
Posting Komentar